RAPAT: Rapatnya kendaraan membuat proses turun di Pelabuhan ASDP Telaga Punggur, Batam, membutuhkan waktu lama, Senin (31/12).
“Ramai kali orang nak ke Batam, dari semalam banyak mobil dan motor lewat sini,” tutur Alim, warga Ekang Anculai, Senin (31/12) pagi di kedainya.
Ini belum termasuk kendaraan yang tak melewati Ekang Anculai. Karena banyak juga yang memilih menggunakan jalur lain, yakni Simpang Lagoi. Seperti dikatakan Ahmadi dan belasan temannya saat antre masuk kapal roro Kuala Bate II di Pelabuhan ASDP, Tanjunguban. “Belum pernah lewat Ekang, takut nyasar,” jawabnya.
Antrean kendaraan, baik sepeda motor maupun mobil di pintu masuk pelabuhan ini benar-benar mengular. Dika, karyawan Lobam yang sarapan pagi setelah membeli tiket keberangkatan dengan roro mengaku menyesal mengapa ia tak memarkir kendaraannya di tempat antre.
“Karena kata petugas tiket kapal berangkat pukul 10.00 WIB, saya datang pukul 08.00 WIB,” katanya.
Dan ia kaget begitu usai sarapan ia harus rela antre di ujung paling belakang. Entah ia bisa masuk kapal atau harus menunggu trip berikutnya.
Lambung Kuala Batee II yang berangkat pukul 10.00 WIB penuh, nyaris tak ada satu tempat tersisa untuk satu sepeda motor pun.
“Seperti lebaran ramainya,” tutur seorang petugas kapal, Anto.
Jika pada haris biasa semua calon penumpang harus mengantongi tiket, pada Senin pagi banyak yang terpaksa berangkat dengan roro berikutnya karena tak bisa menunjukkan tiket.
“Rencananya sih mau bayar di kapal saja,” keluh seorang calon penumpang yang berangkat bersama istri dan tiga anaknya dengan dua sepeda motor.
Kesulitan tampak ketika pintu kapal roro terbuka. Karena pintu bagian belakang yang dibuka, otomatis petugas harus memutar sepeda motor agar menghadap keluar.
Sebelumnya petugas memang mengingatkan pemilik sepeda motor untuk tidak mengunci kemudi. Beberapa pemilik sepeda motor memutar kendaraannya masing-masing, namun tak sedikit yang harus dikerjakan petugas roro karena pemilik kendaraan terjebak di bagian belakang.
Hujan mengguyur Batam saat roro pertama dari Tanjunguban menurunkan penumpangnya. Yang mengendarai mobil meluncur bebas, sementara yang menaiki sepeda motor ada yang nekat berhujan-hujan.
Namun banyak di antara “perantau semalam” ini yang kebingungan mencari tempat menginap karena kebanyakan hotel sudah hebis diboking sejak beberapa hari sebelumnya.
Kepala Bidang Sarana dan Objek Wisata Disparbud Kota Batam Rudi Panjaitan, lima hari sebelumnya pun mengatakan hal ini. Menurutnya, tahun baru adalah peak season atau puncak liburan.
Tak hanya 56 hotel berbintang, 86 hotel kelas melati pun penuh. Selain turis asing, turis domestik juga banyak memesan kamar hotel.
Ardi, pegawai Hotel 01 di Batam Center menyebutkan, sejak Jumat hotel tempatnya bekerka sudah penuh.
Hal yang sama juga dikatakan Cece, resepsionis Hotel Planet Holiday di Jodoh. “Biasa Bang, menjelang tahun baru,” jawabnya.
Hotel kecil tak jauh berbeda. Seorang resepsionis Hotel Halo Batam di Nagoya menunjukkan pengumuman yang dipasang di atas meja kerjanya bertuliskan Full Booked. Sementara di Hotel Istana Batam, hanya ada dua kamar tersisa pada pukul 15.00 WIB.
“Tetapi sampai nanti malam pasti menolak tamu,” tutur seorang resepsionis.
Usai maghrib, warga Pulau Bintan mulai bergerak. Yang dicari adalah pesta kembang api di Dataran Engku Putri, menonton bioskop dan jelan-jalan di pusat perbelanjaan.
“Di Tanjungpinang tak ada kembang api, sengaja ke Batam. Sekalian menyaksikan Andra and The Backbone,” ungkap satu dari sekelompok pemuda yang menunggu kembang api di bundaran Kantor BP Batam, Bintan Center.
Ia mengaku satu rombongan, dengan 23 sepeda motor. Semuanya membawa penumpang.
Banyaknya artikel mengenai hebohnya Habibie dan Ainun serta 5 Cm di internet serta dari berita televisi turut mengundang penasaran sejumlah warga Pulau Bintan. Studio 21 di Nagoya Hill memutar film perjalanan hidup mantan Presidan RI BJ Habibie dan Ainun di studio satu dan dua, sedangkan studio tiga untuk film 5 Cm dan studio empat memutar Potong Bebek Angsa.
“Kami memang ingin nonton 5 Cm, film nasional yang beberapa hari lalu disebutkan di internet sudah ditonton sejuta penonton,” ungkap Ami dan pacarnya, Agus, saat menunggu pemutaran film pada pukul 19.15 WIB.
Ada juga Jipe, warga Tanjunguban yang juga ingin nonton Habibie dan Ainun bersama pacarnya. Penggemar film-film yang diangkat dari kisah nyata ini mengaku sering ke Batam hanya untuk nonton bioskop.
“Coba di Tanjungpinang ada gedung bioskop sekelas Cinema XXI atau Studio 21, pasti tak sebanyak ini warga Bintan ke Batam,” ungkapnya.
Ia kemudian menunjuk tiga wanita muda yang tengah duduk di kursi, “Itu juga dari Tanjungpinang. Tadi satu kapal sama kami.
0 komentar:
Posting Komentar